Tunggu apa Lagi Buruan Cepat

Bisnis Online

Lencana Facebook

Game Online Libertyreserve

HeadTail

Head and Tail WIN

Data ini merupakan data real yang muncul di HeadTail

Tgl Ganjil

Tgl Genap

WIN BET

No

Win

No.

Win

Percent (%)

WIN

51 Tail 56 Tail

90

Tail
31 Tail 15 Head

10

Min BET
29 Tail 14 Tail

90

Tail
45 Head 15 Head

90

Head
45 Head 46 Head

90

Head
53 Tail 42 Head

10

Min BET
39 Tail 55 Tail

90

Tail
50 Head 27 Head

90

Head
55 Tail 57 Head

10

Min BET
01 Tail 58 Head

10

Min BET
29 Tail 57 Head

10

Min BET
10 Tail 04 Tail

90

Tail
22 Tail 30 Head

10

Min BET
45 Head 55 Tail

10

Min BET
40 Tail 21 Head

10

Min BET
45 Head 36 Head

90

Head
46 Head 54 Head

90

Head
17 Tail 38 Head

10

Min BET
02 Head 29 Tail

10

Min BET
48 Tail 24 Head

10

Min BET
32 Head 59 Tail

10

Min BET
23 Tail 01 Tail

90

Tail
22 Tail 27 Head

10

Min BET
36 Head 31 Tail

10

Min BET
24 Head 11 Head

90

Head
36 Head 07 Tail

10

Min BET
59 Tail 59 Tail

100

Tail
26 Tail 57 Head

10

Min BET
11 Tail 03 Head

10

Min BET
19 Head 27 Head

90

Head
23 Tail 57 Head

10

Min BET
59 Tail 00 Head

10

Min BET
14 Tail 34 Head

10

Min BET
03 Tail 30 Head

10

Min BET
56 Tail 25 Tail

90

Tail
40 Tail 48 Tail

90

Tail
16 Tail 42 Head

10

Min BET
48 Tail 52 Tail

90

Tail
24 Head 34 Head

90

Head
33 Tail 57 Head

10

Min BET
21 Head 4 Tail

10

Min BET
16 Tail 49 Tail

90

Tail
18 Head 13 Tail

10

Min BET
07 Tail 02 Head

10

Min BET
22 Tail 58 Head

10

Min BET
43 Tail 13 Tail

10

Tail
09 Head 34 Head

90

Head
01 Tail 48 Tail

90

Tail
01 Tail 22 Tail

90

Tail
46 Head 03 Tail

10

Min BET
02 Head 23 Tail

10

Min BET
25 Tail 38 Head

10

Min BET
10 Tail 56 Tail

90

Tail
42 Head 29 Tail

10

Min BET
06 Head 00 Head

90

Head
36 Head 51 Tail

10

Min BET
08 Tail 18 Head

10

Min BET

Win

Tail

Win

Head

Spl 35 x Spl 31 x
JLH 51,20% Jlh 48,80%
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada tanggal ganjil maka peluang yang paling besar muncul Tail dan pada tanggal genap peluang muncul Head sangat besar, Cara memainkan game ini tidak perlu mendaftar karena game ini jika anda BET dengan benar langsung akan membayar ke Liberty Reserve anda. Cara Memainkan :
  • Anda harus perhatikan di HISTORY nya apa tanggal ganjil atau genap
  • Buka 2 buah lembar dimana yang satu untuk melihat HISTORI dan yang kedua untuk BET
  • Misalkan hari ini adalah tanggal ganjil, HISTORY BET muncul angka 51 maka kemungkinan Muncul berikutnya Tail (record pertama yang direkom oleh Paul Rodrigo dan tidak ada hubungan dengan moneyvestasi)
  • Jika hari ini tanggal ganjil, namun kedua data menampilkan data yang sama, maka pilih data yang berlawanan tanggal.
  • Jangan lupa Refresh halaman HISTORY untuk melihat data UPDATE agar prediksinya tepat
  • Dosa dari permainan ini tanggung sendiri
  • Record tersebut telah dihitung dengan rumus Randomly Agregat selama 7 bulan dengan tingkat keakuratan 95%
  • Moneyvestasi tidak bertanggungjawab terhadap WIN atau LOSE yang anda derita dalam game ini, karena Iklan ini dibayar oleh mereka $1300
  • Jangan BET kalau gak sanggup tahan RESIKO (DISCLAMER)
  • Iklan ini dipasang oleh PAUL RODRIGO asal Mexico

MY Slide

Jumat, 29 Juni 2007

Jawa dalam Pelukan Aceh


PENGUJUNG 2006, jurnalis Aceh Magazine Ricky Fechrizal melakukan perjalanan darat menyusuri pantai timur Aceh guna melihat relasi dan hubungan antarberbagai eknis yang ada di daerah ini. Ia masuk dan “menyusup” ke komunitas Jawa yang telah hidup lama dan beranak pinak di wilayah Aceh bagian timur. Ada yang unik. Ada pula yang menarik. Inilah laporannya.

ASRI. Itulah kesan yang menancap di benak saya usai berkunjung ke Desa Lengkong Kedubang Jawa, Kecamatan Langsa Barat. Jangan heran dengan nama perkampungan yang menggunakan bahasa Jawa. Sebab, desa itu memang dihuni oleh sedikitnya 3000 jiwa etnis Jawa. Hanya segelintir saja etnik Aceh berada di sana.
Kendati Kedubang perkampungan Jawa, hubungan dengan suku asli terbina baik. Perbedaan suku tidak membuat saling bermusuhan, termasuk saat Aceh didera konflik.
Warga di sana sangat ramah, termasuk kepada para pendatang. Keramahan inilah yang membuat kerukunan antarpenduduk Desa Kedubang bisa berdampingan tanpa saling curiga. “Warga di sini sangat menjunjung tinggi keramahan dan tenggang rasa terhadap orang lain,” kata Kepala Desa Kedubang, Yus Putra, saat saya berkunjung ke desa itu akhir tahun lalu. “Itu yang membuat kami bisa hidup rukun, tidak pernah terjadi konflik sampai sekarang,” timpalnya.
Yus Putra berkisah, saat konflik, etnis Aceh di sana menjadi “pelindung” warga beretnis Jawa. Saat etnis Jawa eksodus ke luar Aceh, warga Desa Kedubang aman-aman saja. Mereka masih bisa menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa ada rasa takut. Bahkan, tak jarang etnis Jawa yang bermukim di kampung lain mencari perlindungan ke Desa Kedubang.
“Banyak warga Jawa yang berasal dari Peureulak, (Bireum) Bayeun, dan daerah lain yang memilih mengungsi untuk menyelamatkan diri di perkampungan ini,” kata bapak empat anak ini. Yus Putra sendiri sudah 40 tahun menetap di Desa Kedubang.
Bahkan, saat Aceh memasuki fase perdamaian, banyak etnis Jawa dari luar Kedubang ogah kembali ke kampung asal. Mereka tetap menetap dan membuat rumah di sini. Hanya untuk mencari nafkah saja, mereka kembali ke kampung asal.
Di perkampungan ini, terdapat dua pos keamanan saat konflik. Satu pos TNI dan satu pos polisi. Ketika kontak senjata menjadi “kegiatan” rutin di daerah lain, di desa ini malah sangat jarang terdengar senjata menyalak. Yus Putra menyebutkan, hanya sekali saja pernah terjadi kontak tembak antara pasukan pemerintah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Itu pun di kawasan perkebunan yang bersebelahan dengan Desa Lengkong Kedubang Jawa. Saat itu, satu anggota gerilyawan tewas.
Kendati mayoritas penduduknya beretnis Jawa, GAM tidak pernah mengusik desa ini. Memang, ada beberapa anggota GAM yang masuk ke perkampungan. “Tapi mereka baik-baik, tidak pernah meminta apa pun dari masyarakat di sini,” kenang Yus. “Pernah terjadi, seorang anggota GAM ke sini untuk menjual ikan.

TIDAK diketahui pasti kapan awal mulanya etnis Jawa bermigrasi ke Aceh. Penerus “dinasti” Jawa di Kedubang juga tidak mengetahui sejarahnya. Hanya saja, mereka mengaku nenek moyang mereka dibawa oleh Kolonial Belanda. Tujuannya, untuk bekerja di perkebunan dan perusahaan Belanda yang dikelola perusahaan Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
Tapi tunggu dulu! Kendati nenek moyang mereka dibawa oleh Kolonial Belanda, bukan berarti etnis Jawa di Aceh manut alias patuh saja pada penjajah. Saat perang, suku Jawa ini juga bahu membahu dengan warga Aceh mengusir penjajah. Salah satu pahlawan itu bernama Ribut bin Totong yang meninggal dunia pada usia 80 tahun. Dia sangat berjasa menumpas penjajahan di masa kolonial.
Di Kota Langsa, terdapat sedikitnya 20.000 masyarakat Jawa. Sangat mudah menandakan perkampungan Jawa. Biasanya, mereka menamakan kampung dengan bahasa Jawa atau perkampungan yang ada di Pulau Jawa sana. Lihat saja nama Sidorejo, Sidodadi, atau Lengkong Kedubang. “Kampung Lengkong diambil dari nama perkampungan di Purworejo, Jawa Tengah. Mungkin orang yang pertama menginjakkan kaki ke sini adalah orang Jawa yang berasal dari Kampung Lengkong,” kata Tina, warga Lengkong Kedubang Jawa.
Ada tujuh perkampungan yang khusus didiami suku Jawa, yaitu Desa Lengkong kedubang Jawa sekitar 3.000 jiwa, Karang Anyar (3.000 jiwa), Lengkong Kedubang Aceh (1.500 jiwa). Ketiga desa itu terdapat di Kecamatan Langsa Barat. Sementara di Kecamatan Langsa Timur, yaitu Sidorejo (3.000 jiwa), Selala (3.000 jiwa), Kemuning (3.000 jiwa), dan Desa Sidodadi (3.000 jiwa).
Mayoritas suku Jawa di Langsa bekerja di perkebunan kelapa sawit. Tak ayal, di setiap pekarangan rumah ada tanaman sawit yang menjulang. Tina menyebutkan, penghasilan utamanya dari sawit. Setiap pekan, dia
bisa mendapatkan Rp 50.000 dari enam pokok sawit di halaman rumahnya. “Setiap hari masyarakat di kampung ini bisa menghasilkan satu truk kelapa sawit,” Yus Putra menimpali.

Lantas, apa harapan mereka kini kepada Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang telah terpilih menduduki kursi kegubernuran dengan latar belakang GAM?
“Kami berharap pemimpin terpilih dapat menjaga perdamaian, mensejahterakan Aceh,” kata Yus. Itu saja? Ada satu harapan lain: “Jangan bedakan antara satu suku dengan suku yang lain. Antara suku Aceh dan Jawa. Selama ini kami sudah hidup berdampingan dengan baik.” Harapan, sekaligus permintaan.

Tidak ada komentar: