Tunggu apa Lagi Buruan Cepat

Bisnis Online

Lencana Facebook

Game Online Libertyreserve

HeadTail

Head and Tail WIN

Data ini merupakan data real yang muncul di HeadTail

Tgl Ganjil

Tgl Genap

WIN BET

No

Win

No.

Win

Percent (%)

WIN

51 Tail 56 Tail

90

Tail
31 Tail 15 Head

10

Min BET
29 Tail 14 Tail

90

Tail
45 Head 15 Head

90

Head
45 Head 46 Head

90

Head
53 Tail 42 Head

10

Min BET
39 Tail 55 Tail

90

Tail
50 Head 27 Head

90

Head
55 Tail 57 Head

10

Min BET
01 Tail 58 Head

10

Min BET
29 Tail 57 Head

10

Min BET
10 Tail 04 Tail

90

Tail
22 Tail 30 Head

10

Min BET
45 Head 55 Tail

10

Min BET
40 Tail 21 Head

10

Min BET
45 Head 36 Head

90

Head
46 Head 54 Head

90

Head
17 Tail 38 Head

10

Min BET
02 Head 29 Tail

10

Min BET
48 Tail 24 Head

10

Min BET
32 Head 59 Tail

10

Min BET
23 Tail 01 Tail

90

Tail
22 Tail 27 Head

10

Min BET
36 Head 31 Tail

10

Min BET
24 Head 11 Head

90

Head
36 Head 07 Tail

10

Min BET
59 Tail 59 Tail

100

Tail
26 Tail 57 Head

10

Min BET
11 Tail 03 Head

10

Min BET
19 Head 27 Head

90

Head
23 Tail 57 Head

10

Min BET
59 Tail 00 Head

10

Min BET
14 Tail 34 Head

10

Min BET
03 Tail 30 Head

10

Min BET
56 Tail 25 Tail

90

Tail
40 Tail 48 Tail

90

Tail
16 Tail 42 Head

10

Min BET
48 Tail 52 Tail

90

Tail
24 Head 34 Head

90

Head
33 Tail 57 Head

10

Min BET
21 Head 4 Tail

10

Min BET
16 Tail 49 Tail

90

Tail
18 Head 13 Tail

10

Min BET
07 Tail 02 Head

10

Min BET
22 Tail 58 Head

10

Min BET
43 Tail 13 Tail

10

Tail
09 Head 34 Head

90

Head
01 Tail 48 Tail

90

Tail
01 Tail 22 Tail

90

Tail
46 Head 03 Tail

10

Min BET
02 Head 23 Tail

10

Min BET
25 Tail 38 Head

10

Min BET
10 Tail 56 Tail

90

Tail
42 Head 29 Tail

10

Min BET
06 Head 00 Head

90

Head
36 Head 51 Tail

10

Min BET
08 Tail 18 Head

10

Min BET

Win

Tail

Win

Head

Spl 35 x Spl 31 x
JLH 51,20% Jlh 48,80%
Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada tanggal ganjil maka peluang yang paling besar muncul Tail dan pada tanggal genap peluang muncul Head sangat besar, Cara memainkan game ini tidak perlu mendaftar karena game ini jika anda BET dengan benar langsung akan membayar ke Liberty Reserve anda. Cara Memainkan :
  • Anda harus perhatikan di HISTORY nya apa tanggal ganjil atau genap
  • Buka 2 buah lembar dimana yang satu untuk melihat HISTORI dan yang kedua untuk BET
  • Misalkan hari ini adalah tanggal ganjil, HISTORY BET muncul angka 51 maka kemungkinan Muncul berikutnya Tail (record pertama yang direkom oleh Paul Rodrigo dan tidak ada hubungan dengan moneyvestasi)
  • Jika hari ini tanggal ganjil, namun kedua data menampilkan data yang sama, maka pilih data yang berlawanan tanggal.
  • Jangan lupa Refresh halaman HISTORY untuk melihat data UPDATE agar prediksinya tepat
  • Dosa dari permainan ini tanggung sendiri
  • Record tersebut telah dihitung dengan rumus Randomly Agregat selama 7 bulan dengan tingkat keakuratan 95%
  • Moneyvestasi tidak bertanggungjawab terhadap WIN atau LOSE yang anda derita dalam game ini, karena Iklan ini dibayar oleh mereka $1300
  • Jangan BET kalau gak sanggup tahan RESIKO (DISCLAMER)
  • Iklan ini dipasang oleh PAUL RODRIGO asal Mexico

MY Slide

Rabu, 21 Januari 2009

Regional Stocks fell, of obama


JAKARTA, TUESDAY - the Barack Obama inauguration as President of the United States, regional stock exchanges in early trading on Tuesday (20 / 1) are in the red zone. Meanwhile, Wall Street U.S. national holiday to commemorate Martin Luther King Day, the regional stock market gets merahnya electrical current from the European exchange to worry that the banking sector.

In Hong Kong, Hang Seng index directly melorot 485.59 points (3.64 percent) to 12,854.40 position. While the Nikkei 225 index in Japan, at the lunch rehat closed declining 3.12 percent to 7999.02.

It also overrides similar exchanges other Asia-Pacific region. Until this news was revealed, All Ordinaries index Australia terpangkas 3.22 percent, and the Strait Times index had fallen 2.57 percent Singapore, South Korea Kospi index terjengkang 2.70 percent, and Taiwan Tertimbang index down 2.20 percent.

Sabtu, 12 Juli 2008

Gak Bisa Seks? Saling Sentuh pun OK!


Selasa, 29 April 2008 | 19:50 WIB

DARI seluruh sensasi tubuh yang bisa dirasakan, sentuhan merupakan ungkapan paling intim. Sebagai sebuah cara komunikasi terdalam yang dapat menimbulkan rasa nyaman, cinta, afeksi, dan simpati, sentuhan bisa membuat badan menjadi rileks. Dan yang paling penting menimbulkan pengalaman erotis.

Merasai tubuh orang lain memberikan kesenangan lebih dan tidak tertandingi pengalaman lain. Bagi beberapa orang mungkin ini aneh, agak risih, meski banyak juga yang merasa tidak seperti ini.

Pijat, membawa kita pada kenikmatan alamiah dari sentuhan itu sendiri. Terapi pijat, entah itu dari teman atau ahli pijat profesional merupakan cara merawat diri. Bahkan pijat sendiri seolah-olah ‘mewahyukan’ dirinya pada setiap orang yang berpikiran bahwa kesenangan fisik semata terkait dengan kegiatan seks. Tidak, kesenangan fisik bisa didapat hanya dengan sentuhan atau pijat.

Bila ingin variasi suasana saat bercinta, pijatan akan menciptakan dimensi yang berbeda dari seluruh pengalaman yang ada mengenai seksualitas. Seluruh tubuh Anda akan dibawa masuk dalam kenikmatan seksual yang mewujud lewat sensasi yang bisa dirasakan dari setiap inci kulit kita.

Kebanyakan kita, seks terjadi begitu saja. Hingga akhirnya kita hanya bisa merasakan satu atau dua bagian tubuh. Bahkan tidak jarang pula, pengelanaan kita langsung ditujukan pada puting payudara atau mungkin penis saja.

Padahal dengan pijatan lembut atau sentuhan, Anda akan menemukan seluruh tubuh ini merupakan zona erotik yang memukau dan membawa kenikmatan luar biasa.

Pijatan erotik pada dasarnya adalah persoalan bagaimana kita melepaskan seluruh potensi tubuh untuk bisa menangkap sensasi kenikmatan yang bisa muncul.

Biasanya hal ini dengan sendirinya akan membawa Anda pada percintaan dan menyiapkan kepuasan yang bisa Anda rasakan saat orgasme terjadi. Dengan sendirinya, ini akan membawa Anda pada pengalaman seksual yang begitu sempurna.

Pada pasangan baru, ini merupakan langkah untuk mengenal setiap inci tubuh satu sama lain. Memang agak lucu sentuhan justru membuat kita lebih intim daripada seks itu sendiri. Tidur atau bercinta dengan orang lain mungkin gampang, tetapi memegang tangan pasangan kita di keramaian adalah sebentuk pernyataan. Pijatan atau sentuhan ternyata berbeda bila dibandingkan dengan seks itu sendiri, karena justru itulah keintiman yang sesungguhnya.

Bila Anda mengalami masalah seksual, sentuhan, pijatan mungkin merupakan solusi untuk membagi kenikmatan tanpa perlu khawatir apakah bisa bersenggama atau tidak.

Aktivitas yang melelahkan setiap hari membuat kita stres. Pijat, sentuhan adalah cara untuk bisa rileks dan menikmati kesenangan fisik dengan pasangan

sumbernya: http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/29/19503344/gak.bisa.seks.saling.sentuh.pun.ok

Darah Perawan, Seberapa Penting?

Selasa, 13 Mei 2008 | 10:15 WIB

DALAM berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Yahudi telah berkembang keyakinan bahwa hilangnya keperawanan sebelum pernikahan adalah hal yang sangat memalukan. Bahkan dalam ajaran Kristen, keyakinan akan keperawanan Bunda Maria (Ibu Jesus) adalah fondasi kuat dalam menempatkan keperawanan sebagai hal penting dalam kehidupan. Secara tradisional, dalam perayaan pernikahan di Barat, cadar serta gaun putih juga dijadikan sebagai sebuah simbol keperawanan seorang pengantin.

Istilah keperawanan memang telah digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tak pernah berhubungan seksual. Keberadan selaput dara yang utuh seringkali dijadikan bukti fisik dari keperawanan. Lebih jauh lagi, masayarakat di negara berkembang yang persepsi serta pengetahuan seksualnya rendah, keyakinan akan keperawanan ditandai dengan keluarnya darah pada saat malam pertama. Darah inilah yang dikenal dengan istilah "Darah Perawan".

Akan tetapi, seperti dipaparkan Profesor Wimpie Pangkahila Sp.And, pakar Andrologi dan Seksologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, darah perawan itu sebenarnya hanya mitos belaka "Wanita yang tidak terangsang untuk ngeseks atau sedang berada dalam tekanan psikogenik (kejiwaan dan genetika), bisa mengalami pendarahan ketika ia memaksakan hubungan seks," ungkapnya dalam sebuah makalah tentang kesehatan seksual.

"Namun begitu, wanita yang benar-benar terangsang hasratnya dan terbebas dari beban psikologis tidak akan mengalami pendarahan meski ia melakukann hubungan seks untuk pertamalinya. Oleh sebab itu, sangat jelas dan tidak diragukan lagi bahwa istilah darah perawan hanyalah mitos belaka," jelasnya.

Sayangnya, lanjut Prof. Wimpie, mitos soal darah perawan seringkali menimbulkan masalah yang merugikan wanita. Tak jarang para suami yang berani menceraikan sang istri jika ia tidak melihat darah perawan pada saat malam pertama.

Di sebuah negara seperti Turki, ada dokter yang bersedia melakukan uji keperawanan atas permintaan pasien, meskipun hal ini ditentang oleh Asosiasi Kedoketaran di sana. Uji keperawanan sebenarnya tidak berarti sama sekali karena selaput dara yang robek atau rusak bukan berarti seorang wanita pernah melakukan hubungan seks.

Hal itu, menurut Wimpie, dapat disebabkan penggunaan tampon (sumbat kapas sebesar jari) atau kebiasaan masturbasi memakai alat yang dimasukkan pada vagina. Di lain pihak, ada pula para wanita yang organ intimnya tidak memiliki selaput dara dengan persentase kurang dari 0,03 persen (Jenry et al 1987).

Sebaliknya, keutuhan selaput dara pun tidak serta merta menunjukkan seorang wanita tak pernah melakukan hubungan seks. Faktanya, selaput dara tidak harus selalu robek setelah berhubungan intim. Hasil pengujian selaput dara pada 1.000 remaja putri yang pernah melakukan seks lewat vagina menunjukkan kebanyakan selaput tampak kacau, tidak menentu, dan mengumpul di bagian pinggir vagina. Jarang terjadi selaput dara terbelah secara komplet atau benar-benar sobek.

Lebih jauh, status selaput dara juga tidak berkaitan dengan perilaku seksual. Utuhnya selaput dara tidak berarti bahwa wanita tidak pernah melakukan aktivitas seks. Seorang wanita mungkin saja pernah melakukan berbagai jenis aktivitas seks termasuk oral, kecuali seks dengan penetrasi. Pada kasus ini, tentu saja selaput dara masih akan tetap utuh.

Pada situasi yang tak jelas ini para dokter dituntut menjelaskan hal yang sesungguhnya tentang keperawanan dan selaput dara ini. Sayang, ada beberapa dokter yang justru melakukan praktik memperbaiki atau meniru selaput dara. Pada tahun 1960, praktik yang disebut hymenoplasty berkembang di Jepang untuk membantu banyak gadis yang sudah sering melakukan hubungan seks. Meski para dokter yang mempraktikkan hymenoplasty ini beralasan bahwa etika rekonstruksi selaput dara ini bisa dibandingkan dengan bedah plastik, pendapat ini tidaklah ilmiah.

Tindakan bedah plastik dilakukan pada bagian tubuh seperti wajah atau payudara dan tidak terkait dengan mitos. Para dokter diharapkan mempunyai tanggungjawab moral guna menghapus mitos yang menyesatkan dan tak bermanfaat. Dengan begitu, tindakan peniruan selaput dara atau hymenoplasty pada gadis yang sudah tidak perawan hanyalah akan menjadi upaya memelihara, mengabadikan mitos tentang selaput dara dan keperawanan.

Sumber Kutipan

http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/13/10150668/darah.perawan.seberapa.penting

Mitos dan Fakta Selaput Dara


Jumat, 11 Juli 2008 | 18:22 WIB

DI beberapa budaya dan masyarakat di berbagai belahan dunia ini, selaput dara atau hymen merupakan simbol keperawanan yang dipersyaratkan bagi perempuan yang belum menikah.

Oleh karenanya, selaput dara seringkali menjadi topik pembicaraan yang hangat dan menimbulkan pro-kontra. Sayangnya, pembicaraan mengenai selaput dara dan keperawanan ini seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang benar karena masih sangat terpaku pada mitos-mitos.

Berikut adalah beberapa mitos mengenai selaput dara :

Mitos: setiap perempuan dilahirkan dengan memiliki selaput dara.

Fakta: ternyata tidak. Tidak semua perempuan lahir dengan selaput dara pada vaginanya. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bayi perempuan lahir tanpa selaput dara.

Mitos: selaput dara bentuknya sama pada setiap perempuan, seperti selaput tipis tanpa lubang.
Fakta:
salah besar. Seperti juga manusia memiliki wajah yang berbeda, demikian juga selaput dara. Selaput dara memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali.

Mitos: operasi pemulihan selaput dara sangat diperlukan bagi perempuan yang akan menikah tetapi selaput daranya sudah tidak utuh lagi.

Fakta:
operasi pemulihan selaput dara memang selalu menimbulkan pro dan kontra. Sebetulnya apabila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara seperti yang dijelaskan di atas, operasi sama sekali tidak diperlukan.

Keperawanan seseorang tidak dapat ditentukan oleh adanya perdarahan pada malam pengantin. Operasi selaput dara termasuk operasi yang sangat sederhana. jadi kalau yang dibutuhkan hanya selaput dara yang "utuh" dan bisa mengeluarkan darah, siapa saja (perempuan tentunya) bisa menjalani operasi itu sehingga kembali menjadi "perawan". Dalam hal ini tentunya terjadi "penipuan" terhadap laki-laki yang menjadi suaminya.

Sumber : Kesproholic, A-Z Tanya Jawab Seputar Masalah Seksualitas

Dikutip dari :

http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/11/18225014/mitos.dan.fakta.selaput.dara

Seks Saat Menstruasi, OK Aja!

Senin, 30 Juni 2008


HUBUNGAN seksual bersama istri dia nikmati hampir setiap hari. Bahkan pada saat istri menstruasi pun hubungan seks tetap berlangsung. "Saya juga tidak mengenakan kondom," katanya. Adakah bahaya atau kemungkinan istrinya hamil?

"Saya seorang suami yang baru menikah sekitar enam bulan lalu. Istri saya berusia 28 tahun. Kami sering melakukan hubungan seksual, bahkan hampir setiap hari. Selama ini kami tidak mengalami masalah dalam melakukan hubungan seks. Saya bisa merasa puas, demikian juga istri. Bahkan istri mengaku dapat mencapai kepuasan beberapa kali dalam melakukan satu kali hubungan seks.

Kadang-kadang kami melakukan hubungan seks saat istri sedang mengalami menstruasi. Dan seperti biasa pada saat mencapai klimaks, cairan sperma saya keluar di dalam vaginanya. Saya juga tidak mengenakan kondom.

Yang menjadi pertanyaan saya, apakah kebiasaan tersebut berbahaya? Adakah akibatnya bila melakukan hubungan seks dalam keadaan sedang menstruasi? Selama ini, baik saya maupun istri, tidak merasakan akibat apa pun. Kami merasa seperti biasa saja.

Saya juga ingin tahu, mungkinkah akan terjadi pembuahan dan kehamilan bila melakukan hubungan seks pada waktu menstruasi? Sebenarnya kami belum berencana mempunyai anak, setidaknya dalam dua tahun ini."

Trisno, Surabaya

Pemahaman Abad 18
Saya ingin menjelaskan dan meyakinkan Anda bahwa menstruasi merupakan suatu peristiwa normal dan fisiologis. Artinya, peristiwa menstruasi terjadi dalam keadaan fungsi tubuh yang normal dan sehat. Peristiwa ini terjadi karena adanya keseimbangan beberapa hormon yang berperan pada fungsi seksual dan reproduksi.

Pada saat menstruasi, terjadi perubahan pada dinding rahim bagian dalam yang disertai dengan pecahnya pembuluh darah kecil di dalamnya. Akibatnya, terjadi perdarahan, yang kemudian mengalir keluar melalui vagina.

Karena peristiwa menstruasi adalah suatu peristiwa normal dan fisiologis, darah menstruasi adalah darah yang normal pula, sama dengan darah yang mengaliri semua organ tubuh. Jadi sesungguhnya darah menstruasi bukan darah kotor atau yang mengandung penyakit dan berbagai bahan berbahaya lainnya.

Selama ini memang beredar banyak informasi yang salah dan menyesatkan tentang darah menstruasi. Informasi yang salah itu misalnya bahwa darah menstruasi adalah darah kotor, yang bahkan dapat menimbulkan berbagai akibat buruk bagi yang tersentuh atau menyentuhnya.

Bahkan menilik catatan sejarah masa lalu, pada tahun 1878 pernah diterbitkan surat sejumlah dokter yang menyatakan bahwa sentuhan wanita yang sedang menstruasi dapat menimbulkan berbagai penyakit. Tentu saja pendapat itu salah total dan kalau kini masih ada dokter yang menganggap itu benar, dapat dipastikan dia bukanlah dokter yang normal.

Namun, sisa-sisa informasi yang salah pada abad ke-18 itu masih ada di masa kini, khususnya di kalangan masyarakat yang tak mengerti atau tidak pernah mendapat informasi yang benar mengenai peristiwa menstruasi. Terbukti masih banyak orang yang beranggapan bahwa darah menstruasi adalah kotor.

Tidak Hamil
Mengenai hubungan seksual pada saat menstruasi, tidak ada alasan dan bukti ilmiah bahwa dapat menimbulkan akibat buruk. Larangan melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi didasarkan atas informasi yang salah itu, bahwa darah haid adalah kotor. Selain itu, juga karena alasan estetika dan nilai moral.

Alasan yang dicari-cari sebagai pembenaran untuk mendukung larangan itu, tidak pernah terbukti secara ilmiah. Saya sudah mengamati dan mengikuti hampir 200 pasang suami istri yang mengaku biasa melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi.

Tidak ada akibat buruk yang mereka alami, baik di pihak istri maupun suami. Mereka merasa sehat, mempunyai anak, dan tidak mengalami gangguan apa pun yang dapat dikaitkan dengan menstruasi.

Mengeluarkan sperma di dalam vagina ketika melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi, juga tidak menimbulkan akibat apa pun. Pembuahan tidak mungkin terjadi pada saat menstruasi. Justru menstruasi terjadi karena tidak ada pembuahan atau kehamilan. Artinya, Anda tidak perlu khawatir terjadi kehamilan. (Prof. Wimpie Pangkahila Sp. And)

Dikutip dari
http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/30/1900040/seks.saat.menstruasi.ok.aja

Minggu, 08 Juni 2008

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KETIDAKPASTIAN TUGAS THDP HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNT EVALUASI KINERJA & PERILAKU MANAJERIAL

Abstract
The role of accounting information (such as budget) in performance evaluation (reliance on accounting performance measures or RAPM) can cause managers feeling tension so that managers will have negative behavior like manipulating data and statement which is not appropriate with circumstance in fact. This was caused by motivation that emerges as result of desire to get reward as much as possible. The main objective of this research is to examine the moderating effect of budgetary participation and task uncertainty on the relationship between RAPM and manager’s behavior. Data were drawn from Indonesian manufacturing companies used a questionnaire survey. Further, the collected data were analyzed using an moderated regression analysis. The results showed that the higher the budgetary participation, the more negative is the relationship between RAPM and manager’s behavior. On the contrary the effect of task uncertainty on the relationship between RAPM and manager’s behavior was not significant. The research implication was that superior manager needs to pay attention to subordinate managers’ involvement on budget preparation when their performance were evaluated using accounting information so that dysfunctional behavior of subordinate managers can be minimized.

Key words: Accounting information, budgetary participation, task uncertainty, and manager’s behavior.

FAKTOR PENENTU KESUKSESAN KNOWLEDGE MANAGEMENT (PENGARUH FAKTOR KAPABILITAS INFRASTRUKTUR DAN KAPABILITAS PROSES KNOWLEDGE MANAGEMENT & KESUKSESAN KM

Abstract
This study examined the influence of knowledge management’s infrastructure and process capabilities toward successful knowledge management program with Gold, et al’s model (2001). The difference between this research with Gold, et al (2001) are item measures for successful knowledge management program using MAKE Awards criteria and analyzing method was conducted with partial least squares. This research is a survey research with existing knowledge management practitioners who joined in various knowledge management internet discussion forums. 500 questionnaires were sent to them via e-mail and totally collected 131 usable questionnaires, amounting to an overall respon rate 26,2%. The result of this study shows that knowledge management’s infrastructure and process has significant influence toward successful knowledge management program, means this research support Gold, et al (2001). However, the interpretation of this study needs further confirmation, esspecially with the existing of the dimension of technology which has the smallest weight in infrastructure capabilities’s construct.

Key words: knowledge management, infrastructure capabilities, process capabilities, institutional theory, organizational capabilities perspective

PENGARUH HUMAN CAPITAL TERHADAP BUSINESS PERFORMANCE MELALUI CUSTOMER CAPITAL

Abstract
The purpose of this research is to investigate the effect of human capital and business performance with customer capital as the intervening variable. Samples used in this research are commodity export companies listed in The Industry And Trade Provincial Office Of West Sumatera. Data used for this research was collected from financial managers and personnel managers that completing and returning the questionnaire. Data collected by mail survey and contact person with 70 questionnaire and respon rate 38 questionnaire (54%). Analysis conducted by path analysis technique and SPSS 12.00 softwares. The result shows that human capital positively but not significantly linked with customer capital; customer capital positively but not significantly linked with business performance; and human capital does not related with business performance with customer capital as the intervening variable.

Keywords: human capital, customer capital, and business performance.

PENGARUH KETERLIBATAN PEKERJAAN DAN BUDGET EMPHASIS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN

Abstract
The relationship between budget participation and budgetary slack has been attracting researchers attention. However, the result of previous studies on relationship between budget participation and budgetary slack has been often contradictory. One way to reconcile these conflicting result is to investigate the hypothesized relationship utilizing a contingency approach (Govindarajan, 1986a). The purpose of this reseach is to examine the existing relationship between budget participation and budgetary slack government offices in Palangka Raya. And Empirically examined whether job involvement and budget emphasis are moderating variable that influence the relationship between budget participation and budgetary slack. Analysis units utilized were the heads of offices, since they were mostly involved in budget processing in the offices. Data were collected through questionnaires, out of 112 questionnaires sent, only 66 questionnaires could be processed. The empirical result using simple regression show that budget participation influence budgetary slack. But empirically result using multiple regresion show that interaction between budget participation with contingent factor (job involvement and budget emphasis) does not effect budgetary slack.

Key Words: Budget participation, budgetary slack, job involvement, budget emphasis, contingency theory and moderating variable

KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR: PENILAIAN PENGARUH AKUNTABILITAS, USAHA DAN KOMPLEKSITAS KERJA

Abstract
This study examines the effect of effort on the relationsip between accoutability & auditor’s performamce under different levels of task complexity. Data for this study was obtained from a sample of auditors who work in local Accounting Public Firm in Pekanbaru and Padang. A total of 62 responses (44,29%) was accepted and used in the analysis. Data is analized with Three Steps of Mulptiple Regression Analysis recommended by Bonner & Kenny (1986). Result of the study indicate that the effect of accountability on auditor’s performance is mediated by effort. In addition, when task complexity is low, auditor with higth effort show better performance than auditor with low effort. But, when task complexity is hight, there is no differences in auditor’s performance between hight effort and low effort groups.

Keywords: Accountability, Effort, Auditor Performance, Task Complexity.

SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

Abstract
Professional skepticism is an attitude includes a questioning mind and a critical assessment of audit evidence. Auditors should maintain a certain level of professional skepticism in detecting financial statement fraud since the perpetrators conceal the resulting irregularities. Two experiments were conducted. First, a 3x3 between subjects experiment design was conducted to investigate how fraud risk assessment affect the level of professional skepticism on the different level of trust in auditor-client relationship. Participants were randomly assigned to one of nine condition. Second, a within subject experiment design was conducted to examines the effect of personality type on professional skepticism. A total of 118 junior, senior and supervisor auditors from public accounting firm participated in the experiment. A total of 8 participants were discarded because they failed the manipulation check. An analysis of variance (ANOVA) was used for data analysis. The results suggest that auditors with identification based trust in the high fraud risk assessment group were more skeptical than in the low fraud risk assessment group. While the auditors with calculus based trust showed no differences in skepticism between the high group and the low fraud risk assessment group. Auditors with ST (Sensing-Thinking) and NT (Intuitive-Thinking) types of personality more skeptical than other types.

Keywords: Professional skepticism, Trust, Fraud Risk Assessment

INCREMENTAL INFORMATION CONTENT DALAM OPINI AUDIT UNQUALIFIED DENGAN PARAGRAF PENJELASAN

Abstract
This study investigates whether there is any different market reaction to unqualified and unqualified with explanatory paragraph audit opinion. The result of empirical univariate and regression test on 291 firm-year, with balanced proportion between the two opinions, shows that there is a significant difference of stock returns between the two audit opinions around opinion announcement. Market appreciates the existence of explanatory paragraph in the unqualified audit opinion with higher excess returns compared to standard unqualified audit opinion. Overall, this study shows an incremental information content in unqualified with explanatory paragraph audit opinion.

Key words: unqualified audit opinion, unqualified with explanatory paragraph audit opinion, excess returns, incremental information content

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI AUDITOR EKSTERNAL MENURUT PERSEPSI BANKIR

Abstract
The objective of this research is to analyze factors that influence external auditor independence on banker`s perception. The factors are: (1) audit committee, (2) financial condition of the firm, (3) management advisory services, (4) level of audit firm competition, and (5) tenure of the audit firm. Research design which is used is quasi experiment. Experimental design is used because the researcher`s objective are to find out banker`s perception on various condition of the firm, both in client and audit firm. Treatments are given by different questionair to 32 respondents that has been chosen randomly. Questionair which is used are adopted of Gul (1989). ANOVA (Analysis of Variance) and normality data tests are used to analyse data. The result of this research shows that: (1) audit committee and management advisory services are influence external auditor independence on banker`s perception, (2) financial condition of client firm, level of audit firm competition and tenure of the audit firm doesn`t influence external auditor independence on banker`s perception. Actually, all factors are influence external auditor independence, but audit committee and management advisory services are influence external auditor independence significantly. The results of this reaserch are relevance with Indonesia`s condition, which is in Indonesia, audit committee are demanded as a part of good corporate governance.

Key words: independence auditor, external auditor, banker’s perception

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, DAN KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

Abstract
This research was aimed to examine and to obtain empirical evidence on audit structure influence, role conflict, and un-clarity role toward auditor performance. This research was done in East Java with auditor respondent working for public accounting released by IAI in 2003. Retrieval of sample was done by using proportionate stratified random sampling based on two strata, these are partner and audit staff. Data collecting was carried out with questionnaire submitted directly and by letters (mail survey). Number of questionnaires propagated was 120 copy but only 49 questionnaires returned. Data analysis for hypothesis tester was done with multiple regression. Result of research indicates that audit structure and role conflict are significantly effect to auditor performance, but un-clarity role doesn't have significantly effect to auditor performance.

Key words : Audit structure, role conflict, un-clarity role, auditor performance

SITUASI KONFLIK AUDIT AKUNTAN PUBLIK PENDEKATAN DARI ASPEK KEPERILAKUAN

Abstract
Phenomena in public accountant that client pressure in an audit conflict situation is prevalent in the audit environment. Theoretical linkages between personality, ethical reasoning and ethical behavior was interesting to studies, so this paper studies those phenomena with behavioral research in accounting. This paper investigates the interaction effects of locus of control, professional commitment, audit experience and ethical reasoning on the behavior of public accountants in the audit conflict situation. The data were collected through mail survey from fifty-two public accountants from CPA firm in DKI Jakarta, Semarang, and Surabaya. The convenience sampling method was used in this research, because the population of public accountants’ that worked in CPA firm was unknown. The analyses technique was multiple regressions. The results of this research showed that the variables locus of control, professional commitment and ethical reasoning provides a better explanation for audit practice in a public accountants’ ethical decision-making. Other results of this research that audit experience have not interaction effect to explain for audit practice in a public accountants’ ethical decision-making.

Key Words : Locus of control, professional commitment, audit experience, ethical reasoning and audit conflict situation

MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI ERA OTONOMI DAERAH: PERSPEKTIF UU NO. 22 TAHUN 1999 DAN UU NO. 32 TAHUN 2004

Abstract
Administrasi Publik telah bergeser dari model Administrasi Publik Tradisional dan New Public Management menuju ke model Citizen-Centered Governance. Pergeseran paradigma Administrasi Publik tersebut tentu saja akan membawa implikasi terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Indonesia yang juga merupakan bagian dari Administrasi Publik untuk dapat menyesuaikan dirinya. Masyarakat dalam paradigma Citizen-Centered Governance akan memainkan peranan penting dalam penyelenggaraan kepemerintahan di Daerah dimana masyarakat sipil merupakan penentu strategi dari kebijakan publik; serta penyelenggaraan kepemerintahan yang dilakukan dengan mengoptimalkan jejaring dan kemitraan. Karenanya, seiring dengan pergeseran paradigma dari Administrasi Publik tersebut, Pemerintahan Daerah di Indonesia pada satu sisi dituntut untuk dapat mentransformasikan dirinya menjadi sebuah institusi yang mampu dan dapat mengoptimalkan peran dari masyarakat sipil dalam menjalankan roda kepemerintahan di Daerahnya. Pada sisi lainnya, Pemerintahan Daerah dalam konteks NKRI adalah merupakan bentukan dari Pemerintah Pusat melalui UU. Sehingga dalam hal ini, upaya dalam mentransformasi diri Pemerintahan Daerah di Indonesia akan turut pula ditentukan oleh karakter dari UU yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, diantaranya UU tentang Pemerintahan Daerah. Paper ini berusaha untuk memberikan penggambaran dan analisis terhadap konstruksi dari UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan penggantinya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dalam mewujudkan good governance di Indonesia. Penekanan analisis terhadap konstruksi dari kedua UU tersebut akan difokuskan pada sejauhmana kemungkinan peranan organisasi masyarakat sipil dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip good governance serta dalam konteks pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan Keuangan Daerah.

Kata Kunci: good governance, pemerintahan daerah, masyarakat sipil, UU 22/1999, UU 32/2004

PERILAKU ASIMETRIS PEMERINTAH DAERAH KOTA DAN KABUPATEN ATAS PERUBAHAN BESARAN TRANSFER DARI PEMERINTAH PUSAT

Abstract
The main problem of this research was to analyze the local government response to the intergovernmental transfers. The main objective of this research was to get a deeper analytical results about the contribution of the intergovernmental transfers on the local own revenue, operating and capital expenditures in the case of district and municipality governments in Indonesia over the period of 1988-2003. Using the simultaneous equation system, we found asymmetric response. We concluded that the intergovernmental transfers stimulate the increase of the local government expenditures larger than that of the local own revenue. Furthermore, the decrase in intergovernmental transfers stimulate the decrease of the local government expenditures not larger than that of the local own revenue. It seems that the dependency of local government onto the intergovernmental transfers will be worse. The local governments in the long run tend to use the external borrowing to finance the increase of their expenditures. Those results above suggest that the distribution of intergovernmental transfers among regions should consider the local tax effort, and the services minimum standard plays an important role to achieve the expenditures efficiency.

ANALISA PAD, DAU, DAK, DAN BELANJA PEMBANGUNAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN, DAN PENGANGGURAN: PENDEKATAN ANALISIS JALUR

Abstract
The purpose of this research is to examine directly effect variables region origin revenue, general fund allocation, specific fund allocation, and development expense on economic growth, to examine directly effect economic growth on poverty and unemployment also to examine indirectly effect variables region origin revenue, general fund allocation, specific fund allocation, and development expense on poverty and unemployment. The samples of study are region expense and revenue budget in 2001 – 2005 at 38 municipal. The result of study with regression indicate that variables region origin revenue and general fund allocation directly have significant effect at level 0,01 on economic growth, variable economic growth directly have significant effect at level 0.01 on poverty, and unployment, variables region origin revenue and general fund allocation indirectly have significant effect on poverty and unemployment.

Keyword: region origin revenue, general fund allocation, specific fund allocation, development expense, economic growth, poverty, unemployment

PRIVATE FINANCE INITIATIVE (PFI) IN MALAYSIA: THE NEED FOR AND ISSUES RELATED TO THE PUBLIC SECTOR COMPARATOR (PSC)

Abstract
The Private Finance Initiative (PFI) or Public Private Partnership (PPP) has been internationally implemented over the last two decades. In Malaysia, even though the involvement of the private sector in assisting with the provision of public services and facilities is not new, only recently under the Ninth Malaysia Plan the government has officially announced the implementation of projects using PFI scheme in order to promote greater involvement of the private sector in delivering public services (Ninth Malaysia Plan, 2006). Consequently, a series of PFI projects is now being implemented including some already under construction. However, little is known on the true nature of the Malaysian PFI. One of the aspects considered critical in the implementation of a PFI project is the need for a public sector comparator (PSC), i.e. the project must demonstrate that it can achieve value for money through comparing the public sector comparator (PSC) and the bid or bids submitted by the private sector. The study being reported herein focuses on the concept of PFI as practiced in Malaysia and the construction of a PSC. Given that under the Malaysian PFI, the PSC is yet to be established there is an urgent need for one to be constructed. In addition, critical issues concerning the transfer of risks and the determination of discount rate are also discussed. The study combines literature review on PFI and interviews with civil servants involved in the implementation of PFI in Malaysia.

Key words: Private Finance Initiative (PFI), value for money (VFM), Public sector comparator (PSC), risk transfer, discount rate.

RELEVANSI KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM ERA OTONOMI

Abstract
The objective of the research is to find the financial performance difference before and after Regional Autonomy era. The indicator used to measure the regional financial performance is financial performance index. This index has three variables, those are growth of own revenue (PAD), share of PAD and the Elasticity of growth of own revenue (PAD) to growth of economics. The samples used in this research are regions and towns in Java and Bali. The result shows that in overall the financial performance index during Regional Autonomy is positively difference than before. The main factors that caused the difference are the Elasticity of growth of own revenue (PAD) to growth of economics. The research also finds that the economic growth have strong influnce to the financial performance

Keyword: Regional Autonomy, Financial Performance, share of regional own revenue and growth of regional own revenue, growth of economics

ACCRUALISATION OF INDONESIAN PUBLIC SECTOR ACCOUNTING: AN ANALYSIS OF RETHORIC-REALITY GAP

Abstract
The purpose of this study is to investigate current developments and potential implementation problems of the adoption of Government Accounting Standards (Standar Akuntansi Pemerintahan 2005), an accrual based system that has been promulgated since the year 2005 for the Indonesian public sector. This study is required given the magnitude benefits claimed and potential costs required to implement the new system at all government levels. Exploration of archival data, document analysis, and interviews with top official in the Indonesian public sector have been conducted. Although the effort to adopt accrual accounting for the Indonesian public sector initially developed since the early 1990s, aimed at facilitating improved decisions making and accountability in the context of the Indonesian public sector reform, it faces several potential problems in imlementing the nes standards; the lack of necessary sophisticated accounting skills in the bureaucracy, lack of response from society and parliament and the absence of an independent standard setter for the public sector accounting. The implementation problems potentially undermine rhetorical reasons behind the perceived usefulness of accrual accounting for managerial and accountability purposes within the Indonesian public sector. A proposed way to accelerate the accrualisation program is also offered.

INTERNAL GOVERNANCE MECHANISMS AND PERFORMANCE OF INDONESIAN NON-FINANCIAL COMPANIES LISTED IN JAKARTA STOCK EXCHANGE

Abstract
This study analyses the impact between two internal governance mechanisms, consist of board composition and concentrated ownership and corporate performance of Indonesian non-financial listed companies based on market return and accounting return. Results show accounting return performance measurement indicates significant influence with board composition but this result is inconsistent with prediction based on market return performance measurement. This seems to suggest that independent commissioner is an effective mechanism in monitoring performance as suggested by agency theory although the market perceives otherwise. Concentrated ownership is found to be significant in both performance measurements, implying that concentrated ownership is an effective governance mechanism in mitigating agency problems. The results have important policy implications.
Keywords: independent commissioner, concentrated ownership, corporate performance

PENGARUH PRESTISE MANAJEMEN PUNCAK DAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENILAIAN INVESTOR PADA PERUSAHAAN

Abstract
This research examines empirically the role of top management team and board of director characteristics. Top management team has an important role as a primary strategic decision maker in firm. Their actions and characteristics specifically influence the organization’s outcomes. The main duty of board of director is to make sure that managerial decisions are consistent with stockholders goals. One indicator of top management team competence and skill is prestige (D’Aveni, 1990). The uncertainty and information asymmetry surrounding IPO firms, often makes difficulty for potential investors to discern organizational legitimacy and potential firm quality (Lester, et. al., 2006). Research purpose is to investigate the capability of prestigious top management team and board of director at the IPO through a largely symbolic role to enhance organizational legitimacy and give a signaling to potential investor about potential firm in the future. The sample included 59 firms undertaking IPO in JSX during 1999-2006 besides financial firms and web-based firm. Three characteristics: education prestige, previous experience and corporate board experience as indicators of prestigious, this research find that education prestige was positively associated with investor valuations. Otherwise, previous experience and corporate board experience were not associated.

Keywords: top management team, board of director, signaling, information asymmetry, prestige, education prestige, previous experience, corporate board experience, investor valuation.

KOMITE AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN DAN MANAJEMEN LABA: STUDI KASUS PERUSAHAAN DI BURSA EFEK JAKARTA

Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komite audit dan komisaris independen, dengan praktek manajemen laba (earnings management) dalam laporan keuangan yang dipublikasikan. Hipotesis penelitian adalah bahwa komite audit dan komisaris independen memiliki korelasi negatif dengan manajemen laba. Untuk komite audit dan komisaris independen, penelitian ini menggunakan data yang berasal dari pengumuman BEJ tentang pembentukan komite audit dan pengangkatan komisaris independen. Sementara manajemen laba dicerminkan oleh discretionary accruals yang dihitung dari model Jones yang dimodifikasi. Dengan persamaan regres dua tahap, penelitian ini menemukan bukti bahwa komite audit memiliki hubungan yang negatif siknifikan dengan tingkat akrual diskresi yang negatif. Ini berarti bahwa keberadaan komite audit berasosiasi dengan income decreasing earnings management. Komite audit juga terbukti memiliki hubungan yang positif dengan akrual diskresi yang positif, yang berarti bahwa komite audit yang sesuai dengan ketentuan BEJ justru ditemukan pada perusahaan yang melakukan manajemen laba secara income increasing. Komisaris independen dalam penelitian ini tidak terbukti memiliki hubungan siknifikan dengan praktek manajemen laba. Ada atau tidaknya komisaris independen yang sesuai dengan ketentuan BEJ tidak dapat diasosiasikan dengan praktek manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa peranan komite audit dan komisaris independen dalam perusahaan, dan peraturan BEJ yang berkaitan dengan aspek corporate governance, belumlah efektif. Di samping itu, penelitian ini menemukan bahwa variabel tingkat leverage dan pemilihan auditor eksternal ternyata tidak cukup bisa menjelaskan praktek manajemen laba. Hanya variabel ukuran perusahaan (size) yang ditemukan memiliki hubungan negatif dengan income increasing discretionary accruals.

Kata kunci: komite audit, komisaris independen, corporate governance, manajemen laba, discretionary accruals

BOARD GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI TERHADAP PERBANKAN GO PUBLIC DI BEJ)

Abstract
Corporate Governance mechanism perceived to have strong impact to the firm’s performance. This research aims to identify the effect of board governance on firm’s performance. The analysis units are 16 banks registered on the Jakarta Stock Exchange for the time period 2001-2005. Board governance as dependent variable and bank’s performance as independent variable. Board governance is proxied by board size, female representation and concentrated ownership. Bank’s performance is proxied by ROA and BOPO. The result of this study are : (1) board size is positively related to the bank’s performance (2) female representation on the supervisory board is negatively related to the bank’s performance, different with ; (3) female representation on the management board is positively related to the bank’s performance, and (4) ownership concentrated is positively related to the bank’s performance is proxied by ROA, but negatively related to the bank’s performance is proxied by BOPO.

Keywords : corporate governance in banking sector, board governance, bank’s performance

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEJ)

Abstract
The objective of this research are to identify the direct and indirect influences of corporate governance structure such as, audit committee, board of independent commissioner, board of director, institutional ownership and manajerial ownership to the firm’s value and earnings management. This research examine 37 manufacturing companies listed in Jakarta Stock Exchange and issues audited financial statement since 2002-2004. The statistical methods used to test the hypothesis is Structural Equation Model (SEM). The empirical result of this research indicates that board of director, manajerial ownership, institutional ownership and board of commissioner have a positive significant influences to earnings management, whereas audit committee have no influence to earnings management. The following test indicates that board of commissioner and audit committee have significant influence to the firm’s value, whereas board of director, manajerial ownership and institutional ownership have no significant influence to the firm’s value. The control variable, firm’s size, have negative significant influence to earnings management whereas leverage have no significant influence. The last test indicates that earnings management have no influence to the firm’s value, so it can be concluded that earnings management is not an intervening variable.

Keywords: corporate governance, earnings management, firm’s value, board of director, manajerial ownership, institutional ownership, board of commissioner , audit committee, firm’s size, leverage

KAJIAN EMPIRIS HUBUNGAN KINERJA LINGKUNGAN, KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA PASAR: MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

ABSTRACT
This study investigates the causal relationship between environmental performance, financial performance and market performance. The population of this study was public listed company who has potential environmental cost (risk), namely Mining & Gas, Basic Industry & Chemical, Textile and Automotive. We use all the population except for unavailable data, there were 90 companies. Data analysis was carried out in terms of cross-section covering stock transaction 2006 and annual report 2005. The research hypotheses were tested using the Structural Equation Model. There are 3 latent variables:(1) Environmental performance:indicators are ISO 14001; PROPER rating; annual report dislcosures; and Web disclosures;(2) financial performance:indicators are return on investment; return on equity; and earning per share; (3) market performance: indicators are market value added, stock return and price earning ratio. The result of this research show that: (1) environmental performance has significant influence on financial performance and market performance,(2) financial performance has significant influence on market performance, and (3) total effect of environmental performance on market performance are 75,28%.

Keywords: environmental performance, financial performance, market performance

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN ENVIRONMENTAL DISCLOSURE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE

Abstract
This research aims at providing empirical evidance on factors that affect Economic Performance. This study examines the impact of Environmental Performance, Environmental Disclosure and predertmined variable such as Unexpected Earnings, Pre-disclosure Environment, Growth Opportunities, Profit Margin, Environmental Concern, dan Public Visibility toward economic performance in the context of Jakarta Stock Exchange. The samples of this research consist of 10 firms from 2002 to 2005. Multiple Regrresion is used to test the hypothesis. The result of this research that Environmental Performance, Environmental Disclosure and predertmined variable such as Unexpected Earnings, Pre-disclosure Environment, Growth Opportunities, Profit Margin, Environmental Concern, dan Public Visibility are not significant variables determining economic performance. The other finding of this research that Environmental Disclosure is significant variable determining economic performance.

Keywords: environmental performance, environmental disclosure, economic performance, predetermined variable.

ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN INDIKASI MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

Abstrak
Melihat bahwa pengungkapan informasi laporan keuangan merupakan faktor yang cukup signifikan penting dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan merupakan sarana akuntabilitas publik maka penelitian ini dibuat untuk melihat efek mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 41 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta hingga tahun 2004 dan diuji dengan menggunakan regresi berganda dan mempertimbangkan hasi uji terhadap asumsi klasik. Hasil penelitian memberikan bukti bahwa mekanisme corporate governance dapat mengarahkan pada semakin terbukanya perusahaan dalam mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan dimana hal ini dibuktikan dengan terbuktinya pengaruh dari besarnya kepemilikan publik dan banyaknya dewan direksi terhadap besarnya pengungkapan laporan keuangan.

Kata Kunci: Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, Manufaktur, Laporan keuangan.

PERBANDINGAN PENGUKURAN HASIL TES MAHASISWA TEORI KLASIK DAN TEORI MODERN: STUDI KASUS PADA MATA KULIAH AKUNTANSI MENAJEMEN

Abstrak

Masalah pengukuran hasil belajar tidak kalah pentingnya dengan masalah seleksi calon mahasiswa dan proses belajar mengajar. Ada dua teori yang dapat digunakan dalam pengukuran hasil belajar mahasiswa, yaitu teori tes klasik dan teori moderen atau teori respon butir. Kedua teori tes itu memiliki keunggulan dan kelemahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengukuran hasil tes pilihan ganda mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi Manajemen dengan menggunakan parameter indeks daya beda dan indeks kesukaran butir. Penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian descriptive developmental, karena bertujuan mengungkap dan mengembangkan sebuah alat ukur prestasi formatif. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa semester V Jurusan Pendidikan Akuntansi angkatan 2003 yang mengambil mata kuliah Akuntansi Manajemen. Instrumen tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda dengan empat alternatif. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kasus dengan analisis grafik dan statistik. Untuk membantu proses penganalisisan data digunakan program ITEMAN, BILOG, MS EXCEL, dan SPSS. Berdasarkan hasil analisis butir tes diperoleh kesimpulan 1) ada perbedaan (gerakan perubahan tidak searah) antara tingkat kesulitan pada MT dan CT yang dibuktikan secara statistik dengan skor korelasi sebesar -0,814 dengan taraf signifikansi 0,000. 2) Tidak terdapat perbedaan pola perubahan indeks daya beda butir antara MT dan CT. Hal itu diyakinkan lagi dengan nilai korelasi sebesar 0,900 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. 3) Terdapat perbedaan pola hubungan daya beda butir dengan tingkat kesulitan secara grafik maupun secara statistik antara MT dan CT. Pada MT terdapat hubungan negatif sangat tinggi dan signifikan yang dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar -0,814 sigfikan pada 0,000 yang berarti pola hubungan ini sesuai dengan teori. Sedangkan pada CT tidak terdapat hubungan yang ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,262 (biserial) dan 0,288 (point biserial) dengan tingkat sigfikansi 0,162 dan 0,122 yang berarti pula pola hubungan ini tidak sesuai dengan teori. 4) Ada perbedaan (gerakan perubahan tidak searah) antara pengukuran hasil tes mahasiswa pada MT dan CT secara grafik, namun demikian secara statistik tidak terdapat perbedaan pengukuran hasil tes mahasiswa antara kedua teori. Hal ini dibuktikan dengan skor korelasi sebesar 0,927 dengan taraf signifikansi 0,000.

Kata kunci : perbandingan pengukuran hasil tes, teori klasik, teori respon butir, akuntansi manajemen

ANALISA KEBERHASILAN SOFTWARE AKUNTANSI DITINJAU DARI PERSEPSI PEMAKAI (STUDI IMPLEMENTASI MODEL KEBERHASILAN SISTEM INFORMASI)

Abstract
The purpose of this study is to examine the information system (IS) success of the accounting software based on the user perception. The model used to examine the IS success is the modified IS success model of Seddon (1997). The model employed in this study is applied on the data collected through 204 questionnaires distributed to the users of accounting software who work at the variety of companies in Indonesia. In examining the model, I employ the Structural Equation Model (SEM) by using LISREL 8.72 software. The results of the study show that the system quality statistically significant affects the perceived usefulness and the user satisfaction. Furthermore, the results show that the information quality statistically significant affects the perceived usefulness and user satisfaction. On the other hand, the result of the study show that the user satisfaction does not affect the system use.

Keywords: IS success model, system quality, information quality, perceived usefulness, user satisfaction, system use.

Download Lagu, Download Jurnal

Bagi anda yang lagi membutuhkan lagu untuk mehilangkan rasa kebosanan end rasa serba tidak menentu.......jangan lupa anda bisa download lagu disini.........dan kalau ada juga yang mau ngedownload jurnal untuk tugas akhir, baik itu untuk skripsi,tesis, or bahan kuliah......disini saya sediakan untuk menutupi kebutuhan anda

Klik Disini
http://www.ziddu.com/downloadalbum.php?auid=aquilZ2oaLLnlpSlbaeZl5G

Jumat, 06 Juni 2008

Pencari Kayu Bakar

Mahalnya harga minyak tanah yang mencapai Rp. 4000/liter saat ini, tentu berimbas langsung pada masyarakat ekonomi lemah. Bagi sebagian masyarakat kota-kota besar yang sudah beralih pada penggunaan gas elpiji, naiknya harga minyak tanah tentu tidak terlalu merisaukan karena ada bahan bakar lain.


Jika kita melihat masyarakat di daerah, khususnya di pedalaman, tentu akan jauh berbeda dengan masyarakat perkotaan yang dengan mudah membeli bahan bakar selain minyak tanah. Penggunaan kayu bakar pun kini kembali dilakukan masyarakat pedesaan sebagai cara mendapatkan bahan bakar untuk memasak.


Seperti yang dilakukan oleh beberapa ibu- ibu warga Kampung Dukuh, Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea,Gunung Kapur, , Bogor, Jabar, Rabu (4/6). Hampir setiap hari rutinitas mencari kayu di lakoni ibu-ibu ini